Film Porno Bisa Memacu Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi tidak hanya dialami oleh pria lanjut usia saja, ternyata pria muda pun juga bisa mengalaminya. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan, satu dari empat pria yang menderita disfungsi ereksi berumur di bawah 40 tahun. Seorang pria yang mengalami disfungsi ereksi kesulitan menjaga ereksi penisnya pada setiap tahap hubungan seksual.

Masalah disfungsi ereksi bisa berupa penis yang tidak cukup keras atau ereksi yang tidak bisa dipertahankan cukup lama dalam melakukan hubungan seksual yang memuaskan. Hal tersebut bisa berdampak negatif terhadap keharmonisan hubungan rumah tangga. Seorang pria dapat sesekali mengalami kesulitan mempertahankan ereksi. Bila dia secara konsisten mengalaminya sampai enam bulan atau lebih, barulah disebut memiliki disfungsi ereksi.

Menonton video porno selain bisa menyebabkan kecanduan, ternyata juga bisa menimbulkan dampak psikologis yang menjadi penyebab disfungsi ereksi. Sebab pada dasarnya, penonton video porno pasti akan membandingkan bentuk maupun ukuran organ tubuh mereka dengan pelaku video porno.
Ini terutama menyangkut internet dengan konten yang diakses hampir semua pengguna. Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para ahli, sekitar 70 persen pria muda yang datang ke lembaga kesehatan meminta bantuan karena gangguan seksual, memiliki kebiasaan menonton terlalu banyak pornografi.

Perbandingan organ intim dan intensitas berhubungan seks orang yang menonton ini, Apabila tanpa didasari pengetahuan yang benar dapat menyebabkan gangguan secara psikologis, hingga menyebabkan timbulnya gangguan disfungsi ereksi.

Ada sebuah penelitian dan survei tentang lamanya intensitas berhubungan seks di Perancis. Dari fakta yang terungkap, tenyata, secara normal manusia berhubungan seks hingga terjadi orgasme atau ejakulasi hanya 10 menit. Sedangkan di video porno itu seolah bisa sampai setengah jam, justru itu tidak normal.

Meskipun kenyataan menyebutkan bahwa pada awalnya kebiasaan tersebut menimbulkan perspektif, semacam ironi di antara mayoritas orang muda, kemudian banyak dari mereka tidak bisa lagi menikmati hubungan intim dengan banyak gadis. Menurut para ilmuwan, konsekuensi-konsekuensi yang dipicu oleh penyimpangan dalam proses pengembangan dopamin, hormon otak yang terlibat langsung dalam pembentukan kecanduan, khususnya kecanduan obat-obatana. Pada saat yang sama, jika laki-laki mengurangi menonton video erotis, kinerja seksual mereka secara bertahap akan dikembalikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar